JAMBERITA.COM, MERANGIN- Para guru anak rimba jalan lintas Sumatera dari Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin, kemarin (29/3/2018), antusias mengikuti workhsop para pihak dengan tema “Meningkatkan Budaya Cerdas dan Sehat Orang Rimba Jalan Lintas Sumatera” di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Merangin.
Selain guru hadir juga siswa Orang Rimba Lintas dan perwakilan mahasiswa. Kegiatan ini juga melibatkan Kasi SAD Sarolangun, Dinas Pendidikan Merangin, Dinas Sosial, WARSI, dan TNI/Polri.
Wakil direktur KKI WARSI Adi Junedi mengatakan, jambore orang rimba ini digelar sejak Selasa lalu dan berakhir dengan kegiatan workshop kemarin.
"Kita memulai dengan perlombaan anak-anak rimba di hari pertama, lomba guru kontrak Orang Rimba dari Kabupaten sarolangun dan Melerangin di hari kedua, kemudian ditutup dengan workshop para pihak dan pameran foto," katanya.
Menurut dia, NGO memiliki keterbatasan sumber daya dalam memberdayakan Orang Rimba. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana membuat program yang bisa dilanjutkan oleh pihak pemeri tahan.
Dia menambahkan, Orang Rimba dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Pertama yang masih hidup di dalam hutan. Kedua yang hidup di lintas sumatera dan hanya menggantungkan hidup dari berburu.
Yang ketiga mereka yang hidup di perkebunan-perkebunan sawit. Dan ini banyak memicu terjadinya konflik pemanfaatan lahan. Kelompok ini berada di sekitar bukit tiga puluh.
"Dari ketiga itu, yang paling butuh perhatian sebenanarnya yang di sepanjang jalan lintas. Mereka sudah tidak memiliki lahan lagi. Sehingga ini yang butuh perhatian serius dari kita semua," ujarnya.
Sejauh ini, Kabupaten Sarolangun dan Merangin sudah memberikan dukungan dan kepedulian terhadap pemberdayaan Orang Rimba.
Misalnya dengan mengalokasikan dana untuk merekrut guru bagi anak rimba. Untuk kesehatan juga sudah diminta memberikan layanan.
"Diskusi ini adalah langkah awal untuk membangun sinergisitas para pihak dalam membangun kemandirian Orang Rimba. Tujuan LSM dan pemerintah sebenarnya sama bagaimana memberdayakan Orang Rimba. Ini bukanlah langkah akhir tapi ini langkah awal untuk membangun keharmonisan dalam memberdayakan Orang Rimba," ujarnya.
Kusminarni, S.Pd, Penilik Sekolah Dinas Pendidikan Merangin mengatakan, pihaknya sudah memberikan kendaraan roda 2 dan memberikan insentif kepada guru yang ditugaskan mengajar anak rimba.
"Insentifnya tak penuh ke atas penuh ke bawah, hanya 750 ribu. Namun tenaga pendidik masih banyak mengalami hambatan. Pertama tentang peserta didik dan kedua tentang tenaga pendidik. Kami mohon tenaga pendidik cukup sabar dengan keadaan ini." Ujarnya.
Menurutnya, Dinas Pendidikan Merangin ke depan akan memperhatikan pendidikan SAD karena mereka juga warga negara dan berhak mendapatkan pendidikan.
Kasi Bina Pendidikan SAD Sarolangun Jamaris mengatakan, pihaknya sangat mendukung pemberdayaan Orang Rimba di wilayah mereka. Terutama terkait pendidikan, kesehatan, dan penberdayaan ekonomi mereka. Untuk pendidikan, pihaknya telah menugaskan sebanyak 10 orang guru honorer yang mengajar anak rimba.
"Guru-guru ini khusus menangani pendidikan anak sad di Kabupaten Sarolangun. Saat ini untuk setibgkat SD saja sudah ada sekitar 350 orang," ujarnya.
Para guru ini tersebar di kecamatan Limun, Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG), Kecamatan Air Hitam, Kecamatan Batin VIII, dan Kecamatan Pauh. Dan untu meningkatkan layanan pendidikan bagi mereka, ke depan diharapkan kepada semua pihak terkait agar membuat kurikulum khusus yang isa menjadi acuan bagi guru-guru.
"Ke depan pendidikan seharusnya ada kurikulum yang bisa dijadikan pedoman agar bisa lebih baik lagi," ujarnya.(*/sm)
Dukung Program Swasembada Pangan Nasional, Kapolda Jambi Tanam Jagung Serentak
Dugaan Perampokan di Talang Bakung, ND Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
Ombudsman Terima Laporan Komisi I DPRD Merangin Persoalan PPPK





