Tugas Berat Ketum Golkar: Membenahi Kapal Oleng (1)



Kamis, 05 Desember 2019 - 15:43:30 WIB



Oleh: Antony Zeidra Abidin

 

IBARAT sebuah kapal besar, Golongan Karya yang sejak Pemilu 1971 berjaya, rusak parah pasca tumbangnya rezim Orde Baru. Kerusakan itu nyaris menenggelamkannya.

Untunglah sejumlah kader, terutama ksder mudanya, dengan cekatan merubah haluan. Kapal tua itu direstrukturisasi. Namun tetap tak layak berlayar. Sejumlah awak.kapalnya pindah ke kapal lain atau membuat kapal baru.

Kemudian dilakukan langkah progreaif. Restrukturisasi itu tak memadai lagi untuk berlayar di lautan luas yang dipenuhi gelombang besar yang dahsyat bernama reformasi.

Maka dilakukanlah berbagai upaya Pilihan tidak banyak.
Langkah restrukturidasi itu
hanya mungkin mengkin menggunakan perangkat lunaknya saja. Kapal besar yang nyandar sedang docking, terpaksa harus ditinggal dengan mencomot sejumlah onderdilnya untuk digunakan kapal baru yang bernama: Partai Golongan Karya.

Dalam keterbatasan waktu karena diuber deadline untuk segera berlayar, kapal baru yang juga tidak sepenuhnya baru itu bertolak ke samudra lepas. Dalam perjalanan yang melelahkan, dia bukan saja diterpa badai dan gelombang maut, tetapi juga oleh berbagai manuver kapal lain yang menjadi pesaing.(Bersambung. Dilanjutkan setelah pelantikan ketum hasil Munas).



Artikel Rekomendasi