Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas: Mewujudkan Lingkungan Bersih dan Ekonomi Hijau



Minggu, 21 September 2025 - 13:20:41 WIB



Tim Pengabdian UNJA berharap masyarakat dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, sekaligus produktif. Dengan pengelolaan sampah berbasis komunitas, tidak hanya masalah lingkungan yang dapat teratasi, tetapi juga lahir peluang ekonomi hijau yang berkelanjutan bagi Masyarakat di Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Seberang Kota Jambi.
Tim Pengabdian UNJA berharap masyarakat dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, sekaligus produktif. Dengan pengelolaan sampah berbasis komunitas, tidak hanya masalah lingkungan yang dapat teratasi, tetapi juga lahir peluang ekonomi hijau yang berkelanjutan bagi Masyarakat di Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Seberang Kota Jambi.

JAMBERITA.COM– Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (UNJA) melaksanakan kegiatan Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas: Mewujudkan Lingkungan Bersih dan Ekonomi Hijau pada Minggu (30/08/2025) di Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Seberang Kota Jambi.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dwi Hastuti, S.E., M.Sc., dengan anggota Parmadi, S.E., M.E., Helen Parkhurst, M.Si, Fitri Widiastuti, S.E., M.M, Faradina Zevaya, M.E, dan dihadiri oleh mitra pengabdian WALHI ED Jambi Bapak Firman Deputi WALHI ED Jambi dan Eko serta melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi Ekonomi Pembangunan diantaranya Mustakim, Dina Asharah, dan Wahdan Aidillah Amri Lubis. Program ini menjadi bentuk nyata kontribusi UNJA dalam mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan sekaligus mendorong terciptanya ekonomi hijau di masyarakat.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Pengabdian Dwi Hastuti, S.E., M.Sc menyampaikan bahwa isu sampah bukan hanya persoalan kebersihan, tetapi juga peluang ekonomi.

“Melalui pengelolaan sampah berbasis komunitas, masyarakat dapat mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai, seperti kompos, kerajinan daur ulang, atau produk ramah lingkungan. Dengan begitu, kita tidak hanya menciptakan lingkungan bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Gambar 1. Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Lurah Lurah Tahtul Yaman, Bapak Zuhdi, S.E yang menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, Mitra Pengabdian dan masyarakat.

“Kami menyambut baik program ini karena sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mengurangi timbunan sampah. Harapannya, masyarakat dapat konsisten menerapkan ilmu yang diperoleh agar lingkungan tetap terjaga,” ungkapnya.

Penyampaian materi, kegiatan oleh Bapak Parmadi, S.E., M.E sebagai dosen dan direktur Bank Sampah Bangkitku Menyatakan bahwa Tong sampah dwi fungsi merupakan inovasi sederhana namun sangat bermanfaat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Dengan dua kompartemen, satu untuk sampah organik dan satu untuk sampah anorganik, tong ini memudahkan masyarakat untuk memilah sampah sejak awal. Pemisahan sampah secara langsung tidak hanya mendukung program daur ulang dan mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga mendorong terciptanya ekonomi hijau melalui pengolahan sampah organik menjadi kompos atau biogas, serta pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk bernilai. Selain itu, penggunaan tong sampah dwi fungsi juga berperan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan secara praktis dan higienis.

 

Gambar 2. Manfaat Tong Sampah Dwi Fungsi

Selain itu, penyampaian materi, kegiatan juga menghadirkan praktisi lingkungan Bapak Firman Deputi WALHI ED Jambi menyatakan bahwa sebuah studi di kampus Unja menemukan bahwa sampah organik menyumbang sebagian besar dari total timbulan sampah, mirip dengan data nasional. Di tingkat provinsi secara umum, metode pengelolaan sampah masih didominasi oleh pembakaran (60,5%), disusul pengangkutan ke TPA (18,4%), dan pembuangan ke sungai/parit (11,2%), sementara pengomposan hanya mencapai 0,3%., yang memberikan pelatihan langsung tentang pemilahan sampah, pembuatan kompos, serta inovasi produk daur ulang. Peserta yang terdiri dari warga, pemuda, dan kader PKK terlihat antusias mengikuti sesi praktik.

 

Gambar 3. Metode Pengelolaan Sampah di Tingkat Provinsi

Beberapa peserta menyampaikan testimoni positif. Tim Bank Sampah mengaku pelatihan ini membuka wawasan baru tentang cara mengelola sampah rumah tangga secara praktis dan bermanfaat dengan menggunakan Tong Sampah Dwifu (Dwi Fungsi). Harapannya kedepan dapat ditambah jumlah penggunaan Dwifu sehingga masing-masing rumah tangga dapat menerapkan inovasi ini. Sementara itu, pemuda setempat, berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin agar masyarakat semakin terbiasa menerapkan pola hidup ramah lingkungan.(*)



Artikel Rekomendasi