Oleh: Tiara Eliza*
Makanan pada saat acara resepsi pernikahan banyak yang akan dihidangkan ke para tamu undangan. Tidak luput juga makanan saat resepsi pernikahan atau biasa disebut baralek bagi orang minang. Makanan yang disajikan sangatlah beragam mulai dari goreng hingga makanan yang berkuah disajikan di meja prasmanan untuk tamu yang akan datang. Makanan ini akan disusun rapi diatas meja panjang, serta nasi diletakkan didalam termos nasi dekat meja tersebut dan air minuman gelas yang disusun dengan cantik serta rapi disebelah makanan prasmanan. Selain itu ada makanan yang harus ada di dalam acara baralek.
Makanan khas yang biasanya disajikan di nagari katapiang ialah makan nasi bagapak. Makan nasi bagapak adalah sebuah hidangan nasi putih hangat dengan rendang ditengah-tengah piring serta kerupuk sebagai pendampingnya. Untuk proses awalnya, sebelum hari baralek biasanya tuan rumah akan merendang. Yang akan baralek akan mengundang atau memintak tolong kepada dunsanak mereka dan para tetangga sekitar rumah untuk memasak rendang dihari yang ditentukan atau pas sebelum hari baralek. Pada harinya tuan rumah akan membeli daging sapi dipasar beberapa kilo, lalu daging dibawa pulang dan dibersihkan oleh ibu-ibu yang akan memasak rendang. Sambil menunggu dagingnya bersih maka ibu-ibu lainnya akan menyiapkan bahan-bahan lain seperti rempah-rempah dan juga santan untuk digunakan dalam memasak rendang.
Disini akan terlihat kerja sama dari ibu-ibu yang memasak, mereka akan saling membantu mengaduk dan menjaga api supaya tidak mati. Ada juga ibu-ibu lain yang memasak pula hidangan lain untuk ibu-ibu memasak rendang, hidangan ini akan dimakan bersama-sama saat tengah hari nanti. Memasak rendang membutuhkan waktu yang lama supaya dagingnya empuk dan bumbunya meresap sempurna. Setelah daging dimasak lama, ibu-ibu dapur akan mulai mencicipi rendang sedikit apa sudah garamnya atau belum. Jika ia merasa kurang, maka ia akan menanyakannya ke ibu-ibu lain apa garamnya sudah cukup atau tidak. Bisa dilihat bahwa saat memasak tidak boleh mementingkan ego sendiri supaya makanan yang dihasilkan juga enak dimakan oleh banyak orang.
Rendang yang telah masak ini akan disajikan pada saat hari baralek tiba. Makanan ini akan disajikan di hari kedua baralek, dimana rendang akan disajikan dengan nasi hangat yang biasa disebut nasi bagapak. Sebelum nasi bagapak disajikan, hidangan prasmanan yang telah diletakkan diluar sejak siang hingga sore hari akan dibawa ke dapur karena nasi bagapak akan dihidangkan ke meja-meja para tamu undangan. Hidangan prasmanan yang dibawa kedapur tadi juga akan dihidangkan di dalam rumah yang disusun rapi seperti makan bajamba. Nasi bagapak tidak kaum perempuan yang mengidangkannya tetapi melainkan pemuda-pemuda desa yang akan menyajikan diatas piring dan dihidangkan kepada tamu undangan.
Saat makanan prasmanan yang dioper kedapur, maka pemuda-pemuda akan membuat sejenis tempat untuk penyadukkan nasi bagapak diruang yang luas dan terbuka. Di tempat ini pemuda akan meletakkan nasi sekarung yang masih hangat dan beberapa tenong-tenong berisikan rendang. Pemuda akan bersorak-sorak ke pemuda lainnya supaya lebih cepat dalam pengambilan nasi bagapak. Dalam pengambilannya, orang yang bertugas mengambil nasi ada satu orang ke dapur. Ada yang menyanduknya dan meletakkan ke piring satu orang atau bisa dua orang jika pada saat itu sangat ramai. Untuk orang yang mengambil rendang ada satu sampai tiga orang, rendang akan diletakkan diatas nasi hangat yang telah diambil tadi. Rendang yang disajikan tidaklah terlalu banyak cukup hanya satu potong atau hanya cukup satu porsi orang saja.
Jika rendang telah diletakkan diatas nasi hangat tadi maka sebagai penambah rasa dan gurih akan diletakkan kerupuk merah diatas sebagai mempercantik hidangan nasi bagapak. Kerupuk yang digunakan pun beragam ada juga yang menggunakan kerupuk udang sebagai pengganti kerupuk merah jika telah habis. Disini bisa dilihat bagaimana interaksi dari pemuda-pemuda dalam pengambilan nasi bagapak ini. Dari Kerjasama yang dihasilkan maka tamu undangan pun merasa senang dan puas akan hasil makanan yang dihidangkan kepada mereka. Bagi yang terlambat datang maka ia hanya akan kebagian nasi dengan rendangnya saja dan ada pula yang hanya bumbu-bumbu rendang yang didapat orang-orang. Tetapi ini tentu tidak dibiarkan oleh tuan rumah, maka sebagai penganti akan dihidangkan pula makanan lain di meja tamu undangan.
Nasi bagapak ini biasanya dihidangkan di meja yang Panjang untuk di makan oleh bapak-bapak yang datang. Mereka akan diarahkan oleh tuan rumah untuk makan disana sesampainya mereka datang. Nasi bagapak ini akan disusun berjajar dan diletakkan juga air untuk membasuh tangan sebelum makan dan sedusah makan. Sebagai pelengkapnya akan disajikan pula makanan yang sisa dari meja prasmanan tadi. Nasi bagapak juga akan dihidangkan pula dimeja-meja kecil dimana tamu undangan duduk. Meja akan langsung makan disana tanpa harus mencari maknan lain.
Penyajian nasi bagapak ini hanya bis akita lihat pada saat baralek saja, jika dihari- hari lainnya kita tidak akan menemukan makanan ini dihidangkan. Karena itu lah orang-orang rantau biasanya akan merindukan nasi bagapak ini, sebab momen yang terjadi sangatlah menyenakan diingat. Arti penting dari maknan ini bis akita lihat dari kebersamaan dari proses pembuatannya hinggga cara penyajian kepada para tamu serta bagaimana proses kerja sama dari satu orang ke orang lain. Jika ada pemuda yang sedang bertengkar maka inilah momen ia akan berbaikan dan saling berbicara satu sama lain.(*)
Penulis adalah: Mahasiswi sastra daerah Minangkabau, fakultas ilmu budaya, universitas andalas*
Refleksi May Day; Mimpi Buruh Sejahtera Dalam Demokrasi Kapitalis
Tata Kelola Ketenaga Kerjaan Islam Solusi Tuntas Atasi Problem Perburuhan
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas dan Berkeadilan





